MENEMUKAN JALAN


Sumber : Google
Jalan hidup orang memang berbeda-beda. Seorang temanku sudah menjadi anggota ojek online paling terkenal di dunia. Seorang lain memilih menjadi konsultan orang-orang gila. Satu yang lainnya lagi menjadi penjaga brangkas berisi emas.
Apapun yang mereka lakukan, setidaknya mereka sudah menemukan jalannya sendiri. Tidak sepertiku, masih mencari kesana kemari. Masih meraba-raba kira-kira apa yang bisa aku lakukan untuk menuju puncak? Pertanyaan sederhana yang sulit dijawab dengan hati kalut.
Singkat cerita, Pada suatu ketika, hati pernah iri kepada nasib karena nasib bisa jalan-jalan keseluruh dunia menggunakan mobil terbang, membeli barang-barang mahal, serta selalu berteman dengan uang banyak. Hati selalu dengki dengan apapun yang nasib lakukan. Sampai suatu saat, hati terbakar api cemburu. Ia habis dilalap api karena terlalu dengki. Ia gosong tak berupa lagi.
Disaat hati patah, tiba-tiba datang ikhlas. Ia membantu membersihkan luka bakar hati. Ikhlas tak lupa selalu memberi hati makanan bernama nasihat. Lambat laun hati sadar dan malu karena telah dengki pada nasib. Akhirnya hati dan ikhlas berteman baik. Namun untuk memulihkan hati, sementara hati memilih untuk menjauhi nasib.
Ternyata kunci hidup yang paling penting adalah ikhlas dan merasa cukup. Karena walau diberikan apapun, kodrat manusia adalah tak pernah merasa cukup. Dalam Al-Qur;an pun terdapat Surat Al-Ikhlas yang meski tidak dijelaskan bagaimana ikhlas itu, namun Allah jelas-jelas mengajarkan kita untuk ikhlas.
Bahagia adalah saat kamu menjadi jalan untuk banyak orang tertawa. Sukses adalah ketika apa yang kau impikan menjadi kenyataan. Sedangkan bahagia yang sempurna adalah ketika kau bisa meraih apa yang kau dambakan selama ini, sekaligus berguna untuk banyak orang disekelilingmu.
Jalanmu mungkin masih abu-abu, namun waktu akan menunjukkan kelak warna apa yang pas untuk hidupmu. Tetap berjalan kedepan, abaikan saja yang dibelakang. Tetap simpan rapat mimpi dalam fikiran, anggap itu sebagai garis puncak kesuksesan. Tak lupa, tetap memanjat doa-doa suci, meski belum juga diberikan untuk melangkah lagi. Karena Allah Maha Adil. Karena Allah adalah perencana paling mutakhir.

Comments

Popular posts from this blog

Tulisan Untuk Bapak Presiden RI

CERITA PART N Y A S A R !!

Moment September Ends