Moment September Ends

Untuk kamu yang telah membuat aku tak henti-hentinya tersenyum sepulangnya dari kota kecil nan indah bernama Jogja. Bahkan hingga aku menulis catatan ini, aku masih terpatri pada perasaan bahagia yang sama. Yang kurasa sudah lama tak merasakan hal gila semacam ini.

Ah kamu, selalu bisa melukis senyum dibibir yang kaku ini. Bagaimana sih caramu melakukannya?Aku ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu lakukan, SUNGGUH !

Kamu ingat waktu JUNIOR (nama motorku) ngambek dan kamu harus mendorongnya sekitar 500 meter? Itu momen yang jujur sulit aku lupakan hingga saat ini. Bagaimana tidak? Ada seorang laki-laki yang dengan gagahnya berkata : kamu disini aja, biar aku yang cari bengkel. Detik itu jujur aku terharu.

Kamu ingat waktu kamu menarik helm yang aku kenakan sat aku terserang penyakit telmi? Ahh aku merasa sangat akrab dengan kamu yang baru aku kenal hampir 8 bulan terakhir ini.
Lalu kamu ingat saat kita beribadah disuatu masjid yang entah apa namanya. Kamu berada di depanku, aku dan kamu menghadap ke sudut yang sama, memuja satu zat yang sama, dan di shaff yang cukup berdekatan, aku gugup.Kita memang tidak dalam satu sholat dimana kamu menjadi imam dan aku dibelakangmu sebagai makmummu.Tapi aku harap kita bisa melakukannya suatu saat nanti diwaktu yang lebih indah, tentunya dengan status dan perasaan yang melebihi saat ini. Amin Yaa Rabb

Dan terakhir apakah kamu ingat saat mengunjungi sebuah toko buku besar di Jogja? Gramedia. Ingat?
kamu mengejutkan aku yang sedang mencari buku karya Bernard Batubara, penulis favoritku. Kamu menunjukkanku sebuah kalimat singkat dalam kutipan buku yang sangat sangat membuat aku terhenyak. "Mimpi besarku adalah mengimamimu".
Subhanallah, malaikat macam apa yang sedang berada tepat disebelah kiriku ini? Dia sangat manis, dia baik, dia pengertian, dan tentunya dia sangat mencintai Tuhannya.
Aku berfikir, dia saja mencintai Tuhannya hingga sebegitu, apalagi mencintai seorang gadis? Otomatis dia akan menghargai kepercayaan serta anugerah yang telah digenggamnya detik itu. Tak terbayang bahagianya bukan?

Terakhir untuk kamu yang telah mengisi detik demi detik yang aku punya sekian bulan ini. Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih untuk sekian waktu yang indah selama ini. Terimakasih untuk senja yang pernah kita lihat kala itu. Aku mencintaimu karena Tuhanku juga mencintaimu.

Comments

Popular posts from this blog

Tulisan Untuk Bapak Presiden RI

CERITA PART N Y A S A R !!