JATUH CINTA PATAH HATI
Menurutuku Jatuh cinta adalah
sebuah perasaan dimana hatimu menguasai semua
indera. Tanpa peran otak. Lalu, Dimana otak? Ia ada, namun ia membeku
seketika. Jatuh cinta adalah ketika kau berjalan keberbagai arah, melihat dan mendengar
banyak sekali wajah beserta suara orang namun pada suatu detik tertentu, kau
akan kembali pada suatu poros tertentu. Seonggok daging manusia yang kau kagumi
atau suatu hal yang bisa membuatmu gila. Hmmmm teorinya terlalu rumit memang.
Apapun yang kau ungkapkan soal jatuh cinta, pada kenyataannya kau takkan mampu
mendefinisikan bagaimana rasanya jatuh cinta. Atau bagaimana jatuh cinta itu
terjadi.
Ada jatuh cinta berarti ada juga
patah hati. Patah hati adalah kondisi ketika kau merasakan luka luka padahal
ragamu tak terkena apa apa. Saat kau merasakan nyeri hingga meringis ringis.
Saat kau merasakan terbang namun tiba tiba jatuh terjungkal. Jujur saja aku
bodoh soal jatuh cinta. Tapi aku cukup berpengalaman soal patah hati. Ini
ceritaku soal jatuh cinta patah hati. jatuh cinta sekaligus patah hati secara bersamaan.
Jatuh cinta kali ini terjadi kelas
6 SD. Entah bisa disebut jatuh cinta atau tidak. Namun setiap melihat postur
tubuh dia yang bisa dibilang teramat gagah untuk anak usia SD, ada sebuah degup
yang berbeda. Jantung seakan berdegup keberbagai arah. Aneh. Sebut saja namanya
Ono. Si Ono sosok yang baik pada semua orang, namun cenderung pendiam. Suatu
ketika entah kapan awalnya, aku dan Ono dekat. Saling ngobrol saat jam
istirahat maupun pulang sekolah. Beberapa bulan berada pada tahap baik-baik
saja, perasaan makin suka makin bertambah makin menggunung, sampai pada suatu
hari sekolah yang mendung. Teman sekelas bernama Ipah, salah satu atlit pencak
silat kebanggaan sekolah, sekaligus teman sekelas, tidak masuk sekolah akibat
patah tulang kaki saat bertanding kenaikan sabuk. Jadilah pulang sekolah, aku
dan teman teman sekelas berniat menjenguk Ipah ke rumahnya.
Sampai dirumah Ipah, segalanya
baik baik saja. Ipah pun tak nampak kesakitan akibat kejadian itu. Namun, ada
sebuah mimik wajah yang beda dari Ono. Lebih pada mimik iba atau perhatian
entah. Yaa, aku malah sibuk memandangi Ono bukan Ipah. 20 menit masih dalam
menatap Ono, ketua kelas memutuskan untuk berpamitan pulang karena bukankah orang
sakit perlu istirahat lebih? Yaa sampai gerbang keluar dari rumah Ipah, aku
menoleh untuk melambaikan tangan pada Ipah, namun ada sebuah pemandangan buruk,
bagiku. Ono, menyuapi Ipah semangkok bubur ayam. Satu demi satu sendok berisi
bubur habis dilahap Ipah. Ia tak sadar sebanyak itu pula ia menghabisi hati
salah satu temannya dalam waktu bersamaan. Dan akhirnya aku memutuskan untuk
pulang dengan kondisi hati lebam lebam dihabisi teman.
Tak lama setelah kejadian hati
yang lebam dihabisi teman, aku pindah sekolah dari Bandung ke Jogja tempat
kelahiran ibu. Banyak teman yang hadir untuk memeluk sebagai ucapan selamat
tinggal. Atau sekedar jabat tangan tanda perpisahan. Namun, Ono tak datang.
Sama sekali. Iya, aku (berusaha bersikap) baik baik saja. Padahal Hatiku mulai
mengeluarkan nanah. Membusuk begitu saja.
Perjalanan jauh menuju Jogja,
sekaligus mengakhiri cerita aku dan Ono. Aku jatuh cinta sebelum memiliki. Dan
kemudian patah hati sebelum mengungkapkan. Aku dan Ono berakhir begitu saja
tanpa ada kejelasan.
Jatuh cinta selanjutnya terjadi
saat SMP. Jogja ternyata kota yang begitu manis. Kota yang masih kental dengan
budaya. Kota yang berisi manusia manusia ramah serta menjunjung tinggi sopan
santun. Yaa disini aku bertemu seorang laki-laki biasa bernama Pungkas. Ia
kakak tingkatku. Kala itu bulan Ramadhan. Aku bertemu dia ketika Tarawih tiba.
Jujur saja selain untuk beirbadah, tujuanku kesana adalah untuk melihat dia.
Hmmmm dia tampan memakai baju koko krem serta sarung senada. Terlihat sangat
klasik. Lain waktu, ia memakai baju koko biru muda. Menyejukkan, menenangkan,
membuat betah memandang. Detik itu aku tau, aku jatuh cinta. Pada Pungkas. Pada
kakak kelasku.
Kami dekat, aku dan Pungkas,
sebagai teman melempar hinaan. Teman bercanda, teman temanan dalam balutan suka
sukaan. Hampir setiap sore, Pungkas dan dua orang temannya datang, lebih
tepatnya lewat depan rumahku. Membunyikan bel sepedanya Kringg kringgg. Berhenti
didepan rumah sembari menjeritkan namaku. Berbulan bulan berlangsung seperti
itu hingga suatu ketika di sore yang cerah, Pungkas mengirim pesan singkat
padaku.
“Hei, kakakmu sudah punya pacar?”.
Tanpa fikir panjang aku balas pesan singkatnya dengan senyum mengembang.
“Belum.Kenapa?”
“Aku suka sama kakakmu nih. Aku
mau nembak dia.”
Seketika aku merasa patah. Ternyata
selama ini ia rajin kerumah, bersikap baik, gemar mengirim pesan singkat
untukku, ternyata untuk mendekati kakakku? Lagi-lagi aku merasakan jatuh cinta
sekaligus patah secara bersamaan. Aku patah, aku luka-luka, aku lebam, aku
berantakan.
Jatuh cinta selanjutnya merupakan
jatuh cinta paling aneh yang aku alami. Terjadi ketika aku masih berumur kurang
dari belasan tahun. Kala itu, aku mengunjungi sebuah penjara untuk para
Angkatan Darat disebuah daerah di kota Bandung. Dipagar depan, ada seorang
prajurit memakai atribut lengkap sedang berjaga jaga. Kulitnya cokelat pekat
menuju hitam akibat terbakar matahari. Pandangannya lurus kedepan seakan ada
suatu hal yang menyita pandangannya. Posturnya tegap, tingginya mungkin 180 an
sentimeter. Daaaan yang aku suka, dia memakai pakaian doreng, ijo loreng. Terlalu
lama aku menatapnya hingga aku tak sadar sudah ditinggalkan rombongan. Di area
penjara, ada beberapa penjaga lagi yang aku temui. Ia ramah dalam balutan
kostum menakutkanku kala itu.
Ketika ibu dan ayah mengunjungi
paman yang terbelit masalah disana, aku lebih memilih untuk berkeliling.
Bangunan disana serba hijau, rumput rumput dibentuk sedemikian rupa hingga nampak
indah, banyak prajurit yang sedang sibuk berlari kesana kemari demi menuruti
perintah komandannya. Ternyata ini dunia keras para prajurit Negara? Mereka
dituntut untuk mengabdikan segalanya untuk Negara. Meskipun nyawa taruhannya.
Seketika aku membayangkan,
bagaimana rasanya diduakan dengan Negara? Bagaimana rasanya berbagi perhatiannya
dengan rakyat? Seperti apa rasanya rindu menanti kepulangannya? Dan akan
seperti apa rasanya pertemuan dikala rentang waktu yang lama saat perpisahan?
Hmmmm aku jatuh cinta dengan dunia ini. Dunia keras yang romantis bagiku. Sejak
saat itu aku membuat berbagai mimpi mimpi indah bersama prajurit Negara fantasi
milikku. Ini kali pertama aku jatuh cinta pada sesuatu hal sekaligus bermacam
hal didalamnya.
Hingga detik ini, detik dimana
aku mengetik segala cerita ini, aku masih jatuh cinta pada dunia itu dan segala
hal didalamnya. Terlalu banyak mimpi mimpi masa kecil yang belum kuwujudkan.
Terlalu sayang untuk meninggalkan tanpa mewujudkan semua mimpi kecil itu.
Semoga kelak, ada seorang prajurit lupa ingatan yang mau membagi waktunya untuk
Negara dan untukku. Yang mau memendam rindu beratus ratus hari demi bertemu
denganku. Dan yang mau berjanji untuk pulang kepelukanku kala tugas memaksanya
melepaskan genggamanku. Semoga
Comments
Post a Comment