Aku "Teman" Kamu
Apakah kita bisa dikategorikan sebagai teman? Bahkan menyapa pun kita tak pernah lakukan. Bertemu apalagi. Kita menyebut ini teman namun tak satupun hal dalam berteman kita atau salah satu dari kita lakukan. Aku dan kamu terbelenggu dalam ego, mengedepankan gengsi. Atau mungkin tak ada waktu yang tersisa? Entah, karena tak pernah ada pembicaraan.
Bagaimana bisa kita bertemu dalam sebuah jarak yang jauh? Saling menunggu untuk dikabari lalu tertidur dengan lesu sebab lelah menunggu. Terbangun dengan lebam sisa-sisa kecewa malam tadi tanpa bisa diobati. Apa salahnya memulai sesuatu? Apa sulitnya "Say Hi" terlebih dahulu?
Sesungguhnya aku ingin mencoba memulai. Lalu berteman dengan baik. Selayaknya teman pada umumnya. Layaknya cara berteman yang sewajarnya. Bercanda lalu tertawa bersama. Bertingkah konyol lalu haha hihi berdua. Namun lagi-lagi ada tapi membayangi lalu merusaknya.
![]() |
Sumber : Google |
Sesungguhnya aku ingin mencoba memulai. Lalu berteman dengan baik. Selayaknya teman pada umumnya. Layaknya cara berteman yang sewajarnya. Bercanda lalu tertawa bersama. Bertingkah konyol lalu haha hihi berdua. Namun lagi-lagi ada tapi membayangi lalu merusaknya.
Nanti jika aku atau kamu terlalu lelah mengalah pada ego, kita akan lupa bahwa kita saling kenal. Atau bahkan sampai pada tahap tak ada rasa kehilangan saat tidak ada lagi aku atau kamu yang saling mengganggu. Kita akan melupakan satu dengan yang lain lalu berkutat dengan dunia baru masing-masing. Yang jelas tak ada lagi aku atau kamu di dalamnya. Tak adalagi kita.
Namun, saat hal itu kelak terjadi, semoga itulah yang terbaik. Tuhan selalu mengganti apa yang telah ia ambil bukan? Semoga saja ada sosok teman pengganti dimasa yang akan datang hadir mengiringi harimu atau aku kedepan. Menjadikanmu atau aku sosok yang lebih baik dari sekarang. Atau setidaknya mau menegur sapa tanpa memikirkan ego dari masing-masing orang.
Sekian.
Comments
Post a Comment