MISTERI BADAI
Yang kuingat ketika hujan turun
ke bumi, maka ia membawa serta malaikat-malaikat dari surga untuk berbagi
kebahagiaan di dunia. Aku lupa pernah membaca nya dalam buku apa, atau
mendengarnya dari siapa. Meski aku tidak tau asal muasal kalimat itu, namun aku
percaya bahwa hujan adalah rahmat yang dikirimkan Tuhan bagi setiap manusia.
Sering aku ditegur oleh orang,
jangan melamun saat hujan. Lebih baik digunakan untuk berdoa. Doa doa baik yang
selalu tak pernah absen seusai sholatmu. Katanya sih, berdoa ketika hujan lebih cepat dikabulkan.
Lagi-lagi aku memercayai apa kata orang tersebut.
Pernah suatu ketika, aku bertanya
pada langit mendung pada sore hari. Mengapa orang yang rajin berdoa seakan
diulur-ulur dalam pengabulan doanya. Mengapa orang yang kadang lupa berdoa malah
cepat dikabulkan kemauannya? Langit lekas menjawab dengan isyarat-isyaratnya.
Tiba-tiba, petir berdebum dari
kejauhan. Mengkilat ganas menghantam pepohonan menjulang. Menjadikannya jatuh
runtuh. Tak lama hujan datang berlarian. Suasana hati menjadi garuh. Apa langit
marah karena pertanyaanku tadi?
Satu dua jam, hujan tak
henti-hentinya menurunkan air ke tanah. Menjadikannya basah. Keadaan yang
tadinya sunyi tentram berubah seakan-akan langit sedang murka. Kutunggu,
menunggu lagi hingga hujan dan badai berhenti. Setelah menunggu cukup lama,
badai berhenti disertai hujan yang mulai reda. Lalu kulihat di kejauhan, ada
warna warna yang berjejer membentuk garis lengkung yang indah. Orang-orang
menamainya pelangi. Indaaah sekali. Aku terlarut, tak henti-hentinya puas
memandangi pelangi.
Tiba-tiba kuterfikir akan suatu
hal. Badai yang maha dahsyatnya saja mempunyai sisi indah berupa pelangi. Jadi
mungkin dibalik semua cobaan-cobaan yang dilalui ini akan ada akhir bahagia
sebagai balasannya.
Seketika, aku tersenyum akan
rencana Tuhan yang pernah aku ragukan. Perkara takdir yang kuabaikan
kebesarannya. Dalam Al-Qur’an pun Tuhan telah menjanjikan bahwa dibalik
kesulitan akan selalu ada jalan kemudahan. Selalu ada kebahagiaan atas
kesedihan yang kita alami. Lekas aku malu, telah berburuk sangka kepada Tuhan
yang Maha Adil.
Comments
Post a Comment