Untuk Teman Yang Menguatkanku Memikul Beban
![]() |
Sumber : Tumblr |
Suatu ketika kau berontak padaku. Mengatakan bahwa aku adalah seorang pendiam yang minderan. Kau menjabarkan mulai a hingga z alasan alasan pemikiranmu akan pendapatmu. Kucerna kata demi kata, kurasuki setiap jiwanya menuju pemahamanku. Hingga kusampai kepada titik, YA memang ada yang salah denganku selama ini
Kau benar teman. Aku menjalani
hidupku dengan garis datar yang bahkan kelokan sedikitpun tak ada disana. Aku
terlena akan kenyamanan hingga aku lupa bahwa kesalahan adalah guru terbaik
dari kehidupan. Kesadaranku membuncah ketika pengakuanmu mengatakan bahwa aku
adalah orang yang sesungguhnya hebat namun menutup dirinya dari dunia luar.
Jujur aku tak marah akan apapun
yang kau katakan malam itu kala kita berbincang. Aku menghargai segala pendapat
dan aku memahaminya. Kau menamparku dari negeri impian yang kubangun sendirian.
Kau benar, dunia ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan berdiam diri tanpa
melakukan perubahan. Kau benar soal otakku yang terlalu memikirkan perkataan
orang terhadap kehidupan yang akan kujalani sekarang.
Semakin larut, semakin kuselami
dasar pemikiranku selama ini. Kuobrak abrik segalanya hingga kutemukan sesuatu
hal yang menjadi penyebab segala kekacauan ini. Aku takut melangkah.
YA. Kudapati kenyataan bahwa aku
terlalu memikirkan apa yang akan terjadi nanti sampai aku lupa bahwa
pemikiranku tak selamanya menjadi pemenang atas takdir. Aku menciptakan
tamengku sendiri atas segala kemungkinan-kemungkinan yang dikirim Tuhan atas
hari-hari.
Satu dua jam kumasih memikirkan
satu dua sekian kata yang kau rangkai pasti. Kepala kanan berdegup mengalahkan
degupan jantung kala berlarian beratus meter tanpa henti. Lelah dan STOP. Aku
berhenti berfikir dan mulai menata apa apa saja yang bisa kuubah mulai detik
ini.
Sebelum semuanya kuperbaharui,
teman pemikir, terimakasih telah menyadarkan. Meski lewat tamparan. Aku
beruntung telah kau sadarkan. Terimakasih dan semoga langkahmu diringankan
Tuhan.
Comments
Post a Comment