Posts

Showing posts from October, 2015

Terlalu Entah Memikirkan Judul (Buat Judulmu Sendiri)

Image
  Aku menganyam hatiku sendiri (Sumber : Tumblr) Ini kali terakhir aku memaksamu masuk ke dalam tulisan tak beretika ini. Merebutmu dari perempuan sholihah itu hanya untuk berada di blog antah berantah ini. Selamat datang kembali kamu. Aku janji ini terakhir kalinya aku meminjammu kesini. Aku hanya bingung apa yang harus aku lakukan saat mendengar kabar bahwa kamu telah berdua. Yang jujur aku kira kamu menyayangiku. Teramat.(!) Aku memang terlalu besar kepala menyimpulkan apa yang aku rasa. HAHA MAAF . Selain itu, aku juga berjanji untuk berhenti membawa namamu dalam setiap tahajudku. Karena akan ada sunah-sunah lain yang lebih pantas membawa namamu darinya. Oiya untuk kamu yang jauh, guntur tak habis-habisnya menerpa aku dan kamu yang dulu bersama. Seakan isyarat bahwa kita memang tak akan bisa bersama selamanya. Laki-laki mana coba yang tahan berada disisi seorang perempuan egois macam aku? Tak akan ada kurasa. Perempuan egois yang menyerah hanya karena gertakan a...

Aku "Teman" Kamu

Image
Apakah kita bisa dikategorikan sebagai teman? Bahkan menyapa pun kita tak pernah lakukan. Bertemu apalagi. Kita menyebut ini teman namun tak satupun hal dalam berteman kita atau salah satu dari kita lakukan. Aku dan kamu terbelenggu dalam ego, mengedepankan gengsi. Atau mungkin tak ada waktu yang tersisa? Entah, karena tak pernah ada pembicaraan. Bagaimana bisa kita bertemu dalam sebuah jarak yang jauh? Saling menunggu untuk dikabari lalu tertidur dengan lesu sebab lelah menunggu. Terbangun dengan lebam sisa-sisa kecewa malam tadi tanpa bisa diobati. Apa salahnya memulai sesuatu? Apa sulitnya " Say Hi " terlebih dahulu? Sumber : Google Sesungguhnya aku ingin mencoba memulai. Lalu berteman dengan baik. Selayaknya teman pada umumnya. Layaknya cara berteman yang sewajarnya. Bercanda lalu tertawa bersama. Bertingkah konyol lalu haha hihi berdua. Namun lagi-lagi ada tapi membayangi lalu merusaknya. Nanti jika aku atau kamu terlalu lelah mengalah pada ego, kita akan l...

KEPADA AKU SEORANG EGOIS

Image
  Sumber : Google Memendam perasaan lalu patah hati sebelum mengungkapkan. Selalu saja begitu. Selalu saja tanpa perubahan. Ayolah, bilang bahwa kamu peduli. Suara-suara itu terus saja merasuk kedalam sudut-sudut fikiran. Menyelusup hingga ke bagian terdalamnya. Memaksa otak untuk mengirim perintah kepada hati untuk mulai mengungkapkan melalui sebuah suara. Namun, selalu saja berakhir dikerongkongan.    Seorang bijak berkata : Jujurlah tentang perasaanmu, utarakan apa yg kamu rasa. Karena memendam perasaan lebih menyakitkan dari pada penolakan. Aku paham akan makna dari sebuah kalimat sederhana itu. Namun selalu saja ada kata andai. Andai saja memulai semudah mengakhiri. Ada banyak sekali tapi jika nanti…aku akan pada setiap keputusan yang ingin aku mulai. Terlalu banyak ketakutan yang hinggap membentengi diri dari setiap aksi yang sudah aku fikirkan (hampir) matang. Apakah kamu pernah merasakan menunggu pesan singkat hingga larut malam, hingg...

Aku Kamu Yang Tak Lagi Menjadi Kita

Selamat hadir dalam tulisan tak beretika ini lagi. Tak kusangka tulisan kemarin menjadi tulisan awal dari akhir lembaran demi lembaran kita selama ini. Tak terbayangkan bahwa usia pertama kita hanya berakhir sebegitu dininya akibat aku yang memutuskan menyerah pada kita. Sungguh, aku berada pada posisi dimana jika aku maju aku akan tersungkur dan jika aku mundur aku terjerembab. Terlalu kudramatisir memang. Maaf untuk perdebatan kita di tepi jalan kala itu. Kita berdebat amat hebat hingga tak tau waktu maupun tempat. Kita berdebat sampai ujung mataku mengeluarkan bulir bulir air yang kutahan susah payah. Aku menggantungnya terlalu lama dipelupuk mata kurasa. Kau pasti tau bahwa aku sulit sekali menangis dimuka umum. Tapi saat itu berbeda. Disisi yang lain, emosimu berada pada tahap tidak bisa ditahan lagi hingga 100 km/jam kau pacu kendaraan memecah Jogja yang kala itu lengang tanpa hambatan. Sekian bulan semenjak keputusan berakhir, barulah semuanya baik. Bukan, hatiku saja y...